Sabtu, 07 September 2013

Pre Eklampsia Ringan

Definisi
Pre eklampsia ringan adalah :timbulnya hipertensi disertai proteinuria atau oedema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Pre-eklampsia dalam kehamilan apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi. Sedangkan pengertian eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia, yang juga dapat disertai koma. Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kelamilan,  persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi. Kasus pre-eklampsia dan eklampsia terjadi pada 6-8% wanita hamil di Indonesia.

Penyebab
Penyebab pre-eklampsia belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai "maladaptationsyndrome" akibat penyempitan pembuluh darah secara umum yang mengakibatkan iskemia plasenta (ari – ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan darah yang membawa nutrisi ke janin.

Gejala klinis preeklampsia ringan meliputi  :
1)      Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih ; diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg ; diastole 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.
2)       Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0.3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2).
3)      Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.
4)      Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut.
5)      Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklampsia berat.
  
Penatalaksanaan
Pastikan usia kehamilan, kematangan serviks dan kemungkinan PJT.

Pasien rawat jalan:
Anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur > 8 jam malam hari. Bila susah tidur dapat diberikan fenobarbital 1 – 2 x 30 mg atau asetosal 1 x 80 mg.
Kunjungan ulang 1 minggu kemudian, periksa perkembangan kehamilan dan kesejahteraan janin (keluhan subyektif, peningkatan BB berlebihan, kenaikan TD, melakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan terutama protein urin).

Rawat apabila:
Tidak ada perbaikan dalam 2 minggu rawat jalan, BB meningkat berlebihan (> 1 kg/minggu selama 2 kali berturut-turut) atau tampak tanda-tanda PEB.
Beri obat antihipertensi metildopa 3 x 125 mg (dapat ditingkatkan sampai dosis maksimal 1500 mg), nifedipin 3 – 8 x 15 – 10 mg atau Adalat Retard® 2 – 3 x 20 mg atau pindolol 1- 3 x 5 mg (dosis maksimal 30 mg). Tidak perlu diberikan diet rendah garam dan jangan diberikan diuretik.
Bila keadaan ibu membaik dan TD dapat dipertahankan 140 – 150/90 – 110 mmHg:
Tunggu persalinan sampai aterm (berobat jalan) dan periksa tiap minggu.
Kurangi dosis obat hingga tercapai dosis optimal. BIla TD sulit dikendalikan, berikan kombinasi obat. TD tidak boleh < 120/80 mmHg.
Tunggu pengakhiran kehamilan sampai 40 minggu, kecuali terdapat PJT, kelainan fungsi hepar/ginjal dan peningkatan proteinuria (± 3). Pada kehamilan > 37 minggu dengan serviks matang, lakukan induksi persalinan (spontan atau dipercepat dengan ekstraksi).

DIAGNOSIS BANDING
1.      Kehamilan lebih 20 minggu
2.      Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan pemeriksaan 2x selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2x setelah istirahat 10 menit)
3.      Edema tegam tekan pada tungkai,dinding perut , lumbosacral , wajah .
4.      Prooteinuria lebih 0,3 gr/liter / 24 jam , kualitatif (++)

HE
a.      Istirahat fisik/psikis
b.      Penderita harus istirahat baring (sebanyak mungkin posisi miring) dan dpt diberikan sedativa, misal luminal 3 x 30 mg atau valium 3x 2 mg sehari
c.       Pengaturan diit rendah garam, tinggi protein, besi dan vitamin
d.      Diuretika (kalau perlu), misal hidroklortiazid 1x25 mg



Tidak ada komentar:

Posting Komentar